Berdoa agar Terhindar dari Sifat Dengki
وَٱلَّذِينَ جَآءُو مِنۢ بَعۡدِهِمۡ يَقُولُونَ رَبَّنَا
ٱغۡفِرۡ لَنَا وَلِإِخۡوَٰنِنَا ٱلَّذِينَ سَبَقُونَا بِٱلۡإِيمَٰنِ وَلَا تَجۡعَلۡ
فِي قُلُوبِنَا غِلّٗا لِّلَّذِينَ ءَامَنُواْ رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفٞ رَّحِيمٌ
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka
(Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa, ‘Wahai Rabb kami, beri ampunlah kami dan
saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah
Engkau membiarkan tumbuh kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang
beriman. Wahai Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha
Penyayang.”
(QS. Al-Hasyr:10)
Ayat ini berkisah tentang kaum muhajirin dan
kaum anshar, serta orang-orang yang hidup setelah generasi kedua kaum tersebut.
Orang yang datang (hidup) setelah generasi kedua kaum tersebut
berdoa, “Wahai Rabb kami, mohon ampuni kami dan saudara-saudara kami yang telah
mendahului kami dalam keimanan.”
Doa ini mereka tujukan untuk diri mereka
sendiri dan untuk seluruh kaum mukminin, baik dari kalangan para shahabat,
maupun generasi setelah mereka. Inilah salah satu keutamaan iman. Mukmin yang
satu bisa memberi manfaat kepada mukmin yang lain, mukmin yang satu mendoakan
mukmin yang lain. Mereka bersatu dalam ikatan persaudaraan atas dasar iman.
Iman itulah yang membuat mereka saling mendoakan dan saling berbelas kasih satu
sama lain.
Dalam ayat tersebut Allah sebutkan sirnanya
rasa dengki dari hati mereka, baik itu secuil dengki, terlebih dengki yang
bergumpal-gumpal. Jikalau dengki itu sirna, tentu akan datang lawannya,
yaitu rasa cinta. Itulah cinta di antara kaum mukminin, kesetiaan, sikap saling
menasihati, serta segala bagian yang menjadi hak sesama mukmin.
Allah menyifati orang-orang yang datang
mengikuti jejak para shahabat sebagai mukminin (orang-orang yang beriman).
Mereka merujuk kepada para shahabat dalam hal aqidah, keimanan, dan berikut
turunannya. Mereka meneladani para shahabat yang penuh kebaikan, meneladani
sifat-sifat yang mulia, serta mendoakan para shahabat secara terang-terangan
maupun sembunyi-sembunyi
Sifat mereka yang lain adalah:
1. Mengaku jika berbuat dosa kemudian beristigfar karenanya.
2. Memohon kepada Allah agar Dia mengampuni
diri mereka dan juga saudara mereka sesama mukmin.
3. Bersungguh-sungguh menyingkirkan segala
dengki dan dendam terhadap mukmin yang lain.
4. Mencintai kebaikan bagi saudara mereka
sesama mukmin, sebagaimana dia cinta bila kebaikan itu menjadi miliknya.
Akhir doa mereka ditutup dengan menyebut dua
nama Allah, yaitu Ar-Rauf dan Ar-Rahim. Kedua nama Allah ini menunjukkan betapa
sempurna dan luar biasanya belas kasih dan rahmat Allah. Hanya Allah yang mampu
memberi taufik bagi para hamba-Nya untuk menunaikan hak-hak saudara mereka
sesama mukmin.
Wallahul Muwaffiq
Comments
Post a Comment