Anjuran Berpuasa Sunnah Awal Bulan Dzulhijjah
Puasa termasuk amal shalih yang sangat agung, dan
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam menganjurkan untuk memperbanyak amal
shalih, khususnya di awal Dzulhijjah.
Sebagaimana sabda beliau shallallahu’alaihi wa sallam,
مَا مِنْ أَيَّامٍ العَمَلُ الصَّالِحُ
فِيهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ العَشْرِ ، فَقَالُوا : يَا
رَسُولَ اللهِ ، وَلاَ الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : وَلاَ الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللهِ ، إِلاَّ
رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ
_“Tidaklah ada hari-hari yang lebih dicintai Allah ta’ala untuk beramal
shalih melebihi sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Sahabat bertanya:
Wahai Rasulullah, tidak pula jihad di jalan Allah? Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali
seseorang yang keluar berjihad bersama diri dan hartanya, lalu tidak ada yang
kembali sedikitpun.” [HR. Al-Bukhari, Abu Daud dan At-Tirmidzi dari Ibnu
‘Abbas radhiyallahu’anhuma, dan lafazh ini milik At-Tirmidzi, Shahih Abi Daud:
2107]
Dalam riwayat yang lain
مَا مِنْ عَمَلٍ أَزْكَى عِنْدَ اللهِ
عَزَّ وَجَلَّ وَلاَ أَعْظَمَ أَجْرًا مِنْ خَيْرٍ يَعْمَلُهُ فِي عَشْرِ
الأَضْحَى
“Tidak ada satu
amalan yang lebih suci di sisi Allah ‘azza wa jalla dan lebih besar pahalanya
dari satu kebaikan yang dilakukan seseorang pada sepuluh hari pertama
Dzulhijjah.” [HR. Ad-Darimi dan Al-Baihaqi dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma,
Shahih At-Targhib: 1248]
Maka dianjurkan berpuasa sunnah pada 9 hari pertama di
bulan Dzulhijjah, berdasarkan keumuman dalil tentang keutamaan amal shalih pada
sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Adapun tanggal 10, 11, 12, 13 Dzulhijjah
diharamkan berpuasa.
Dan terdapat dalil khusus dari sebagian istri Nabi shallallahu’alaihi
wa sallam
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ تِسْعَ ذِي الْحِجَّةِ، وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ،
وَثَلَاثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ، أَوَّلَ اثْنَيْنِ مِنَ الشَّهْرِ
وَالْخَمِيسَ
“Dahulu
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam berpuasa Sembilan hari awal Dzulhijjah,
hari ‘Asyuro (10 Muharram), tiga hari setiap bulan Senin pertama dari bulan
tersebut dan hari Kamis.” [HR. Abu Daud, Shahih Abi Daud: 2106]
Boleh melakukan puasa ini sembilan hari penuh atau sebagiannya saja
Dan lebih
ditekankan berpuasa hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) bagi selain jama’ah haji. berdasarkan sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam,
ثَلاَثٌ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَمَضَانُ
إِلَى رَمَضَانَ فَهَذَا صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ
أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ
الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ
يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Puasa tiga hari
tiap bulan, puasa Ramadhan sampai Ramadhan berikutnya, maka inilah puasa yang
bagaikan berpuasa setahun penuh, puasa Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) aku
harapkan kepada Allah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun
yang akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) aku harap kepada Allah
dapat menghapuskan dosa setahun lalu.” [HR. Muslim dari Abu Qotadah
radhiyallahu’anhu]
Comments
Post a Comment